CINTA TANAH AIR DAN BANGSA
Karya : Abraham S
Cintaku kepada tanah air tidak menuntut suatu apapun,
Kecuali memberi keseluruhan diri, yang utuh dan penuh.
Cintaku kepada bangsa tidak mengambil apapun,
Kecuali memanfaatkan kemampuan untuk memberi dan pengorbanan diri.
Cintaku kepada tanah air tidak menuntut memiliki ataupun ingin dimiliki
Karena makna cintaku kepada tanah air dan bangsaku
Adalah perasaan bahagiaku.
Apabila aku telah merasa mencintai tanah air dan bangsa,
Aku tidak harus berkata
“Tuhan telah bersemayam di dalam hatiku”
Tetapi sebaiknya aku bisa merasakan bahwa
“aku telah berada di dalam Tuhan”
Dan juga, jangan mengira bahwa siapapun dapat menentukan sendiri
Arah jalannya cinta kepada tanah air dan bangsa,
Karena apabila rasa cinta kepada tanah air dan bangsa telah memilihku,
Dialah yang akan menentukan perjalanan hidupku.
Cita tidak menuntut, selain mewujudkan keagungannya
Namun jika aku mencintai tanah air dan bangsaku
Disertai berbagai impian
Aku akan mewujudkan impian itu menjadi kenyataan
Kululuhkan diri,
Mengalir bagaikan air bening dari sumbernya yang deras,
Yang menyanyikan lagu kebesaran dan kemerdekaan
Untuk mengenali kepedihan anak bangsa,
Menghayati kegembiraan mereka yang bersahaja
Merasakan sakitnya luka mereka
Serta mengikuti alur tetesan darah suka rela dan suka cita mereka,
Akibat perjuangannya mewujudkan arti tentang cinta tanah air dan bangsa
Terjaga difajar pagi kehidupan kedepan,
Menyongsong setiap perubahan dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari kemerdekaan baru yang penuh pancaran sinar cinta,
Dan menghimpun tenaga baru di teriknya matahari kehidupan,
untuk merasakan puncak-puncak getaran kemuliaan bangsa dan Negara
tertunduk dalam doa khusuk
bagi tanah air dan bangsa yang dicinta sepenuhnya hati
kunyanyikan sebuah kidung untuk pujian syukur
dengan hati pasrah dan tabah yang selalu tersenyum
Karya : Abraham S
Cintaku kepada tanah air tidak menuntut suatu apapun,
Kecuali memberi keseluruhan diri, yang utuh dan penuh.
Cintaku kepada bangsa tidak mengambil apapun,
Kecuali memanfaatkan kemampuan untuk memberi dan pengorbanan diri.
Cintaku kepada tanah air tidak menuntut memiliki ataupun ingin dimiliki
Karena makna cintaku kepada tanah air dan bangsaku
Adalah perasaan bahagiaku.
Apabila aku telah merasa mencintai tanah air dan bangsa,
Aku tidak harus berkata
“Tuhan telah bersemayam di dalam hatiku”
Tetapi sebaiknya aku bisa merasakan bahwa
“aku telah berada di dalam Tuhan”
Dan juga, jangan mengira bahwa siapapun dapat menentukan sendiri
Arah jalannya cinta kepada tanah air dan bangsa,
Karena apabila rasa cinta kepada tanah air dan bangsa telah memilihku,
Dialah yang akan menentukan perjalanan hidupku.
Cita tidak menuntut, selain mewujudkan keagungannya
Namun jika aku mencintai tanah air dan bangsaku
Disertai berbagai impian
Aku akan mewujudkan impian itu menjadi kenyataan
Kululuhkan diri,
Mengalir bagaikan air bening dari sumbernya yang deras,
Yang menyanyikan lagu kebesaran dan kemerdekaan
Untuk mengenali kepedihan anak bangsa,
Menghayati kegembiraan mereka yang bersahaja
Merasakan sakitnya luka mereka
Serta mengikuti alur tetesan darah suka rela dan suka cita mereka,
Akibat perjuangannya mewujudkan arti tentang cinta tanah air dan bangsa
Terjaga difajar pagi kehidupan kedepan,
Menyongsong setiap perubahan dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari kemerdekaan baru yang penuh pancaran sinar cinta,
Dan menghimpun tenaga baru di teriknya matahari kehidupan,
untuk merasakan puncak-puncak getaran kemuliaan bangsa dan Negara
tertunduk dalam doa khusuk
bagi tanah air dan bangsa yang dicinta sepenuhnya hati
kunyanyikan sebuah kidung untuk pujian syukur
dengan hati pasrah dan tabah yang selalu tersenyum
INDONESIA BERSATULAH
Karya : Jeffri Rahmanda Putra
Ketika kincir-kincir garam
Mulai mengayuh pedalnya
Pertanda malam segera tiba
Riuh camar laut
Geleparan ikan segar tangkapan
Menambah ramai
Suasana laut sore itu
Lelaki tua menyeka peluhnya
Dia tersenyum…..
Sambil berbisik dia mengucap
“ini hasil lautku hari ini”
Dia senang,
Meskipun rembulan tak lagi mempertontonkan keindahan tubuhnya
Mungkin dia malu pada laut
Atau terlelap dibalik gugusan bintang
Itulah wajah dibalik Negara kita
Semampu apa
Kita bisa menyatukannya
Karya : Jeffri Rahmanda Putra
Ketika kincir-kincir garam
Mulai mengayuh pedalnya
Pertanda malam segera tiba
Riuh camar laut
Geleparan ikan segar tangkapan
Menambah ramai
Suasana laut sore itu
Lelaki tua menyeka peluhnya
Dia tersenyum…..
Sambil berbisik dia mengucap
“ini hasil lautku hari ini”
Dia senang,
Meskipun rembulan tak lagi mempertontonkan keindahan tubuhnya
Mungkin dia malu pada laut
Atau terlelap dibalik gugusan bintang
Itulah wajah dibalik Negara kita
Semampu apa
Kita bisa menyatukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar