Senin, 08 April 2013

ANYELIR JINGGAKU, JANGAN KAU MASYGUL
Karya : Yosi Adelina Rahman

Wangimu tak semerbak kemarin,
Setia menemani setetes embun dan rerumputan di kala pagi

Mekarmu seakan hilang gairah menampakkan sarinya
Lenggok gemulai tubuhmu nan ramping
Digoda hembusan bayu tak bergeming

Simponi gemercik rintik hujan tak mampu merayumu
Kau masih diam termangu
Laksana melodi tak berlirik, kaku dan resah kau padamu…….

Anyelir jinggaku, jangan kau masygul
Tanah subur rumahmu, langit biru atapnya, rerumputan hijau mengelilingimu
Surya benderang menghangatkanmu, udara bebas kau hirup

Pupuk tanaman memberi kekuatan lahiriah
Kau tumbuh, besar, berkembang dan bermanfaat
Tamanku jadi indah, segar, asri dan apik penuh pesona
Berpadang mata dengan lirikan kagum memandangmu
Namun, kini dia membisu, ceriamu tiada lagi menghias hari-hari

Anyelir jinggaku, jujurlah padaku……sayang
Tersakitikah engkau?
Jawablah, tak usah kau simpan gejolak dalam debaran jantungmu
Ku tau kau tak akan berdusta padaku,
Sebab aku adalah sahabatmu yang selalu merawatmu tanpa jemu

Kau mekar serta ceria idamanku
Kutakut kehilanganmu, tanam bunga itu pasti bertanya
Ada apa, wahai anyelir jingga?
Tak dapat kujawab, tanya mereka
Sahabat-sahabatmu juga. Tanah, rerumputan, embun, surya,
hujan, pupuk dan semuanya termasuk diriku

Terbata , pelan….dia bicara. Dan …….., tak kuasa kumendengarnya
Naluri makhluk-Nya, hanya tumbuhan berperasaan dalam pada sesama
Ternyata, tanah tempat rumah dan taman bungaku akan digusur
Si Anyelir Jinggaku tak mau berpisah denganku
Pagi-sore kusiram, tanah gembur, rumput hijau, pupuk senantiasa ditabur,
Daun kering tiada diantara pengabdianku padanya, anyelir jingga sahabatku

Itulah yang membuat dia masygul
Tak rela ada yang semena-mena, pada siapapun jua
Mungkinkah Si Anyelir jingga dan sahabat-sahabatnya,
mampu memisahkan dan memusnahkan
Antara yang hak dan yang bathil? Kenapa, Tidak..!

Allah SWT Maha Tahu segalanya
Restunya tak sesiapapun yang menghalangi
Lewat angin bila mengamuk, binasalah!
Hujan, derasnya tak terbendung, hancurlah alam dan sejuta pesonanya
Angin dan hujan kecil jadi teman, bila murka jadi peringatan

Anyelir jinggaku, angin, hujan dan semuanya adalah sahabat-sahabatmu
Mereka akan selalu menjagamu
Meskipun engkau harus hijrah ke taman yang lain
Kita semua sahabatmu, setia sepanjang masa

Allah SWT Maha tahu apa-apa yang diluar jangkauan hamba-hamba-Nya
Dia penguasa langit dan bumi beserta segala isinya
Tak pernah membiarkan kesewenang-wenangan dan ketidakadilan dari
orang-orang yang lupa dan lengah akan amanah serta tanggungjawabnya
Peringatan-peringatan yang dahsyat seperti tsunami, tanah longsor, gempa bumi,letusan gunung berapi, bencana transportasi di darat, laut dan udara
Bagaimana azabnya yang lebih dahsyat tanpa mengenal siapa, darimana
korbannya. Naudzubillah Mindzalik

Mawas diri, instrospeksi, tawaddu’ dan tawakkal kepada-Nya
adalah jembatan agar peringatan dan bencana berbuah hidayah dan
Rahmat-Nya. Iman cerminan kesungguhan hamba dalam mengabdi pada Sang Khaliqul Alam

Anyelir jinggaku, kuturut bahagia karena senyummu merekah kini
Yakin dengan lindungan dan pertolongan-Nya, pupuskan semua rasa yang
menghantui perjalanan hidup ini
Anyelir sahabatku, mari kita teruskan perjuangan ini
Masih luas bumi Allah untuk kita. Selamat berjuang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar